Kemana perginya mainanku, mobil-mobilan dari kulit jeruk
Kuda-kudaan dari pelepah pisang, entah kemana perginya
Sekarang sulit membedakan mana mainan, mana sungguhan
Semua mahal, semua harus dibeli di toko-toko penggoda hati
Minta ampun harga mainan tinggi, ada yang seharga gaji menteri
Terbuat dari plastik maupun besi, hanya untuk gengsi anak bayi
Tak ada lagi bocah berkreasi, semua sudah tersedia
Mereka menjadi cengeng dan manja, kejernihan otaknya pun sirna
Mana mainanku yang dulu, aku ingin melihat bentuknya
Aku ingin mengingat nama-namanya, yang pernah akrab dengan kehidupan ini
Kemana perginya mainanku, mobil-mobilan dari kulit jeruk
Kuda-kudaan dari pelepah pisang, entah kemana perginya
Mana mainanku yang dulu, aku ingin melihat bentuknya
Aku ingin mengingat nama-namanya, yang pernah akrab dengan kehidupan ini
Mana mainanku yang dulu, aku ingin melihat bentuknya
Aku ingin mengingat nama-namanya, yang pernah akrab dengan kehidupan ini
Mana mainanku yang dulu
Entah kemana perginya... perginya... perginya......
Entah kemana perginya... perginya... perginya......
Entah kemana perginya... perginya... perginya......
No comments:
Post a Comment