apa hati hatimu sama denganku
setiap mimpiku
engkau ada disisiku
manis-manis buah manggis (eh hitam kulitnya)
kalau marah semakin manis (aduh lesung pipinya)
aku kini jatuh cinta
aku kini jatuh cinta
oh pandang pertama
tipis-tipis kayu jati (eh ada pakunya)
dari mata turun ke hati (aduh ... jantungku)
sehari pun tak bertemu
rasa rindunya setengah mati
kalau cinta mendekam didada
tidak bertemu sehari saja
rasanya rindu setengah mati
seperti ungkapan Ade Putra dalam karya A. Riyanto
rambutku putih semua
bukannya tua memikir dia
tiada membalas cinta
manis-manis buah manggis (eh hitam kulitnya)
kalau marah semakin manis (aduh lesung pipinya)
aku kini jatuh cinta
aku kini jatuh cinta
oh pandang pertama
tipis-tipis kayu jati (eh ada pakunya)
dari mata turun ke hati (aduh ... jantungku)
sehari pun tak bertemu
rasa rindunya setengah mati
sehari pun tak bertemu
rasa rindunya setengah mati
Website Khusus Lirik Lagu
Monday, November 14, 2016
Monday, October 31, 2016
Cintaku Setinggi Puncak Semeru
kau tahu tingginya puncak semeru
kau tahu dalamnya lautan biru
oh sayang itu gambaran cintaku
kau datang bawakan daku kembang
nyatakan cinta dan kasih sayang
cintakmu semesra hayal mimpiku
rindu-rindu ku menggebu, dimana bertemu
siang dan malam selalu terbayang, apakah bergitu..
bulang bintang menyaksikan, asiknya..asiknya
menjalain cinta mesra berdua
engkaulah sayang, ya..ya..ya..
bagai putri dari khayangan, ya..ya..ya..
ku cinta padamu, aduh..aduh..
kau datang bawakan daku kembang
nyatakan cinta dan kasih sayang
cintakmu semesra hayal mimpiku
rindu-rindu ku menggebu, dimana bertemu
siang dan malam selalu terbayang, apakah bergitu..
bulang bintang menyaksikan, asiknya..asiknya
menjalain cinta mesra berdua
engkaulah sayang, ya..ya..ya..
bagai putri dari khayangan, ya..ya..ya..
ku cinta padamu, aduh..aduh..
rindu-rindu ku menggebu, dimana bertemu
siang dan malam selalu terbayang, apakah bergitu..
bulang bintang menyaksikan, asiknya..asiknya
menjalain cinta mesra berdua
engkaulah sayang, ya..ya..ya..
bagai putri dari khayangan, ya..ya..ya..
ku cinta padamu, aduh..aduh..
rindu-rindu ku menggebu, dimana bertemu
siang dan malam selalu terbayang, apakah bergitu..
bulang bintang menyaksikan, asiknya..asiknya
kau tahu dalamnya lautan biru
oh sayang itu gambaran cintaku
kau datang bawakan daku kembang
nyatakan cinta dan kasih sayang
cintakmu semesra hayal mimpiku
rindu-rindu ku menggebu, dimana bertemu
siang dan malam selalu terbayang, apakah bergitu..
bulang bintang menyaksikan, asiknya..asiknya
menjalain cinta mesra berdua
engkaulah sayang, ya..ya..ya..
bagai putri dari khayangan, ya..ya..ya..
ku cinta padamu, aduh..aduh..
kau datang bawakan daku kembang
nyatakan cinta dan kasih sayang
cintakmu semesra hayal mimpiku
rindu-rindu ku menggebu, dimana bertemu
siang dan malam selalu terbayang, apakah bergitu..
bulang bintang menyaksikan, asiknya..asiknya
menjalain cinta mesra berdua
engkaulah sayang, ya..ya..ya..
bagai putri dari khayangan, ya..ya..ya..
ku cinta padamu, aduh..aduh..
rindu-rindu ku menggebu, dimana bertemu
siang dan malam selalu terbayang, apakah bergitu..
bulang bintang menyaksikan, asiknya..asiknya
menjalain cinta mesra berdua
engkaulah sayang, ya..ya..ya..
bagai putri dari khayangan, ya..ya..ya..
ku cinta padamu, aduh..aduh..
rindu-rindu ku menggebu, dimana bertemu
siang dan malam selalu terbayang, apakah bergitu..
bulang bintang menyaksikan, asiknya..asiknya
Friday, October 28, 2016
Memori Pantai Biru
Ingatan semakin melayang
disudut memori yang paling dalam
aduh indahnya di pantai biru
pasir laut saksi cinta kita
sepinya malam ini sayang
terasa mencekam didalam dada
hati ini tak setenguh karang
jiwa ini semakin hitam
engkau kasih belahan jiwaku'
mungkin kah kau dengar
rintihanku
seminggu berlalu
rindu hatiku tak pernah padam
rindu-rindu didalam dadaku
mengapa tak pernah jadi satu
dipantai biru oh..
diriku masih menantimu
kasih tak pernah ku lupa
pantai itu masih biru
biru sebiru rinduku
menunggu seorang
kasih jangan kau katakan
sakit dihatimu
yakinkan dirimu
sumpah milikku hanyalah untukmu
sepinya malam ini sayang
terasa mencekam didalam dada
hati ini tak setenguh karang
jiwa ini semakin hitam
engkau kasih belahan jiwaku'
mungkin kah kau dengar
rintihanku
seminggu berlalu
rindu hatiku tak pernah padam
rindu-rindu didalam dadaku
mengapa tak pernah jadi satu
dipantai biru oh..
diriku masih menantimu
kasih...
kita serah semua ini kepada Nya
dengan harap dan doa
semoga kita bersama kembali
disudut memori yang paling dalam
aduh indahnya di pantai biru
pasir laut saksi cinta kita
sepinya malam ini sayang
terasa mencekam didalam dada
hati ini tak setenguh karang
jiwa ini semakin hitam
engkau kasih belahan jiwaku'
mungkin kah kau dengar
rintihanku
seminggu berlalu
rindu hatiku tak pernah padam
rindu-rindu didalam dadaku
mengapa tak pernah jadi satu
dipantai biru oh..
diriku masih menantimu
kasih tak pernah ku lupa
pantai itu masih biru
biru sebiru rinduku
menunggu seorang
kasih jangan kau katakan
sakit dihatimu
yakinkan dirimu
sumpah milikku hanyalah untukmu
sepinya malam ini sayang
terasa mencekam didalam dada
hati ini tak setenguh karang
jiwa ini semakin hitam
engkau kasih belahan jiwaku'
mungkin kah kau dengar
rintihanku
seminggu berlalu
rindu hatiku tak pernah padam
rindu-rindu didalam dadaku
mengapa tak pernah jadi satu
dipantai biru oh..
diriku masih menantimu
kasih...
kita serah semua ini kepada Nya
dengan harap dan doa
semoga kita bersama kembali
Tuesday, May 26, 2015
Robot Bernyawa
Lihatlah itu ya disana, orang berkumpul
bising suaranya
Wajahnya merah dibakar marah, sang dewa
nasib sedang berduka
Di depan pabrik minta keadilan, hanyalah
janji membumbung tinggi
Tuntutan mereka membentur baja, teruslah
kerja atau di PHK
Inilah lagu orang tak berdaya, mencoba
mempertanyakan haknya
Dituduh pengacau kerja, dianggap pahlawan
kesiangan, bisa berbahaya
Jangan bertanya, jangan bertingkah, robot
bernyawa teruslah bekerja
Sapi perahan di jaman modern, mulut
dikunci tak boleh bicara
Inilah nasib orang-orang bawah, tidur
berjajar menciptakan mimpi indah
Bekerja
keras terus bekerja, mencoba membalik nasib ternyata susah
Rajawali
Satu sangkar dari besi, kasa kasar pada
hati
Tidak merubah rajawali, menjadi burung
nuri
Rajawali...... Rajawali......
Satu luka perasaan, mati putih terhinaan
Tidak merubah sang jagoan, menjadi makhluk
picisan
Rajawali...... Rajawali......
Rajawali...... Rajawali......
Burung saksi di angkasa, lambang jiwa yang
merdeka
Pembela kaum yang papa, penggugah jiwa
lara
Rajawali...... Rajawali......
Rajawali...... Rajawali......
Gua anggun tampak sepi, sua gagah pasti
diri secantik
Bertahan pada godaan, prahara atau cobaan,
keberanian...
Setia kepada bumi, setia pada janji,
kegagahan...
Menembus kemungkaran, menguak cadar fajar
Berjanji pada hari, memberi inspirasi
Mentari... mentari... mengisi...
mengisi...
Berseri... berseri... berjanji...
berjanji...
Pulang Kerja
Kucing Hutan, Ibu dan Anak “Berang-Berang”
Tikus Salju dan Harimau Kumbang berwarna
cokelat
Mereka berkelahi untuk kehidupan
Yang aku rasakan adalah keseimbangan
Kucing hutan lari karena kalah berkelahi
Ibu “Berang-Berang” pulang ke rumah
Kucing hutan bertemu tikus salju
Ibu “Berang-Berang” bercanda dengan
anak-anaknya
Karena lapar kucing hutan menerkam tikus
salju
Tikus salju malah mendapatkan teman
Kucing hutan yang gagal… gagal lagi
Tikus salju biasa saja… sudah nasibnya
selamat
Dari balik bukit kaki cemara
Aku melihat mulut harimau berlumuran darah
Kucing hutan yang gagah, ia
terkapar..akhirnya mati
Sudah takdir harimau datang
“Berang-Berang”
Tetapi “Berang-Berang” sudah pulang
Sementara tikus salju entah pergi kemana
Harimau pun kesepian
Aku terkesima 3 x terkesima…
Puisi Gelap
Langit gelap
Jutaan gagak memenuhi langit
Datang dari goa-goa yang gelap dan lembab
Dari padang yang kering tandus
Merentang sayap berputar-putar mengerikan
Suaranya melengking menyayat
Amarah yang terpendam, amarah tertahan
Gentayangan bagai mayat bangun dari
kuburan
Karena mereka pun tak mau menerima
Gerhana matahari, gerhana hidup
Mereka menutupi cahaya matahari
Memakan bangkai dari apa saja yang tersisa
Hinggap diatas lawan, diatas rumah
Didahan-dahan pohon yang mati kering
Mengintai mangsa, menanti bangkai temannya
Sendiri yang mati kelaparan
Bau bangkai menyengat dimana-mana
Saling menerkam diantara mereka sendiri
Sekedar bertahan dari kematian
yang segera datang menjemput
Tak ada cahaya matahari
Tak ada kehidupan
Tak ada apa-apa
Hanya ada ketegangan dan keganasan
Ketegangan yang mengandung bencana
Gagak terus berputar semakin gamang
Marah pada apa
Marah pada siapa
Marah pada marah yang tak terlampiaskan
Sampai pada saatnya nanti
Mereka jatuh terkapar dan mati
Tapi dimana cahaya kehidupan
Tak ada yang lain
Hanya ada jutaan bangkai gagak
Berserakan berbau amis dan busuk
Aah..bau busuk kehidupan
Menyusup menebar kesudut-sudut kota
Dan kita menghisapnya
Subscribe to:
Posts (Atom)