Wednesday, July 6, 2011

Mencetak Sawah

Kubaca koran pagi sambil ngopi Ada kabar menarik hati
Konglomerat akan mencetak sawah Di atas tanah milik siapa
Aku jadi berfikir Untuk apa berupaya membuat sawah
Sebab tanah ini tak lagi berkah Tak lagi . . . . . ramah
Semua kan sia-sia Karena kami tak lagi makan nasi
Dari bumi pertiwi ini Dari keringat pak tani
Tanah-tanah suburmu sudah menjadi ranjang industri
Menjadi ayunan ambisi-ambisi
Demi gengsi demi aksi
Untuk apa sawah-sawah
Pak taniku sudah pergi Menjadi pejalan kaki Yang . . . . . . . sepi

No comments:

Post a Comment