Friday, September 23, 2011

Penantian

Disaat ku sendiri
Duduk dan merenung
T’lah ku coba memahami
Arti semua ini

Oh, mengapa harus terjadi
Saat kita berdua
T’lah terikat segala janji
Semuanya menghilang

Tinggal harapan yang membara
Untuk mewujudkan segala cita-cita
Menentang badai yang datang menerjang
Dan segala cobaan

Tabahkan hatimu sekeras baja
Yakinlah semua yang ada padamu
Kuserahkan untukmu setulus hati ini

Seiring doa didalam dada
Semoga kita tetap setia
(Dan selalu hidup bersama)

Betapa gelisah dan resah
Disaat hatiku tak sabar lagi
Menantikanmu di kehangatan dan dekapan

Pemborong Jalan

Deru mesin motor jelas terdengar
Mengarung jalan penuh lubang
Baru kemarin selesai diaspal
Terkena hujan kok jerawatan?

Oh oh kasihan
Bayar pajak mahal
Banyak jalan
Seperti comberan

Pemborong berpengalaman tertawa
Berteman pipa topi baja
Bercanda dengan istri paling muda
Tak ingat jalan dan bekerja

Oh oh kasihan
Nasib pekerja jalan
Tenaga hilang
Gaji tidak berimbang

Partai Bonek

Rame bikin partai, modalnya tokek
Semua jadi presiden, presiden taxi bingung
Orang partai nampak cebol kalau bicara
Berhenti ngoceh ngalor ngidul
Rakyat kecil sudah bingung
Jangan hanya molor dan ngimpi
Rakyat jalan jadi mabuk

Rame bikin partai, modalnya tokek
Semua jadi presiden, presiden taxi bingung
Kekuasaan berhias emas pakai narkotik
Daulat partai daulat kamu
Daulat rakyat urusan kami
Rakyat jalan minta demokrasi
Mastodon sibuk berebut kursi

Semua mau jadi presiden, presiden taxi.. ha ha ha…
Semua mau jadi presiden, presiden bonek
Semua mau jadi presiden, presiden mastodon
Semua mau jadi presiden, presiden tanpa rakyat

Badut mengaku pakar, putar balik kebenaran
Semua mengaku reformis, reformasi ular kadut
Rame bikin partai, rame sablon rame
Rame cari massa, rame bonek rame

Semua mau jadi presiden, presiden taxi auoo…
Semua mau jadi presiden, presiden bonek
Semua mau jadi presiden bah, ya ya ya presiden mastodon
Semua mau jadi presiden, presiden tanpa rakyat
Semua mau jadi presiden, ye ye ye ye ye bonek
Semua mau jadi presiden, ye ye ye ye ye b..b..b..b..b..b..b..bonek
Au..au..au..au..au..au..au..au..au..au..au..au..au…
Aku mau jadi rakyat saja…

Sunday, September 4, 2011

Para Tentara

C F C Em Am G
Para tentara jangan pukul kami, kami tak kuat menahan rasa sakit
C F C Em Am G F
Kami disini atas dasar nurani, atas dasar akal sehat kami yang terus menjerit
G F G
Ingin berbuat............
C F C Em Am G
Para tentara jangan siksa teman kami, kami tak kuat untuk membayangkan semuanya
C F C Em Am G F
Kami disini karena kami tahu mana baik mana buruk, benar dan salah
G F G
Percayalah...............
C C/B Am G F G
Para tentara kamu kan manusia, bukan robot apalagi boneka
C C/B Am G F G F
Para tentara kamu kan beragama, punya Tuhan setidaknya punya cinta
G F G
Mengertilah..............
C F C Em Am G
Para tentara nasib kita sama, sama-sama keras, sama-sama cadas
C F C Em Am G
Kami mengerti kalau kamu mau mengerti, karena hati sudah terlanjur tersiksa
G F G
Bijaksanalah.............
C C/B Am G F G
Para tentara tidakkah kau melihat, media massa berlumuran darah
C C/B Am G F G
Para tentara tidakkah kau merasa, kami muak dengan kekerasan
F G Am
O ya...... berhentilah...............
Am Em Am Em Am Em
Yang kamu banggakan hancur sudah, sia-sia senjatamu yang menakutkan
Am Em
Sia-sia kemenangan yang kau raih
F Fm Em
Gelombang cinta gelombang kesadaran, merobek langit yang mendung
F G Am
Menyongsong hari esok yang lebih baik
Em Am Em Am
Ho... ho... ho... ho.......... 4 x
F Fm Em
Gelombang cinta gelombang kesadaran, merobek langit yang mendung
F G Am
Menyongsong hari esok yang lebih baik
Em Am Em Am
Ho... ho... ho... ho.......... 4 x

Panggilan Dari Gunung

Panggilan dari gunung, turun ke lembah-lembah
Kenapa nadamu murung, Langkah kaki gelisah
Matamu separuh katup, lihat kolam seperti danau
Kau bawa persoalan, cerita duka melulu
Disini . . . . . . . . menunggu
Cerita . . . . . . . . yang lain
Berapa lama diam, cermin katakan bangkit
Pohon-pohon terkurung, kura-kura terbius

PANJI PANJI DEMOKRASI

Panji panji demokrasi
Apa sudah mati ?
Dewa dewa keadilan
Tinggal bayangan

Mata mata kesadaran
Di nina bobok kan
Kenapa hukum tak pernah
Menyentuh yang diatas

Pu tipu saling menipu
Kat sikat saling menyikat
Lah salah menjadi benar
Ngung bingung hidup menjadi bingung

Celaka
Menangis panji panji demokrasi

Panji panji demokrasi
Penuh luka berdarah
Jatuh menetes ke bumi
Membangunkan kesadaran

Pu tipu saling menipu
Kat sikat saling menyikat
Lah salah menjadi benar
Ngung bingung hidup semakin bingung

Celaka
Menangis panji panji demokrasi

Panji panji demokrasi sedang menangis
Panji panji demokrasi sedang mengemis

Pangeran Diponegoro

Di masa pembangunan ini.. tuan hidup kembali…
Dan bara kagum menjadi api (dan bara kagum menjadi api.. api…)

Di depan sekali tuan menanti.. tak gentar.. tak gentar..
Lawan banyaknya seratus kali.. pedang di kanan.. keris di kiri…
Berselempang semangat.. semangat yang tak bisa mati.. tak bisa mati

Di depan sekali tuan menanti.. oh.. tak gentar.. tak gentar..
Lawan banyaknya seratus kali.. pedang di kanan.. keris di kiri…

Maju.. serbu.. serang.. dan terjang…
Maju.. serbu.. serang.. dan terjang…
Maju.. serbu.. serang.. dan terjang…
Maju.. serbu.. serang.. dan terjang…

Bagimu negeri.. menyediakan api…
Bagimu negeri.. menyediakan api…

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas.. ndas…
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai